ADAPTASI INKLUSIF PEREMPUAN DI TENGAH KRISIS IKLIM

Perjalanan perempuan dalam melakukan sesuatu tak pernah benar-benar pendek. Jangankan untuk mencapai sebuah mimpi pribadi atau tujuan bersama, kelana menemukan identitas diri saja seolah tak berkesudahan. Sederet bayang-bayang menggelayuti; tugas-tugas domestik, ekspektasi ekonomi, kesempatan pendidikan minim, dan definisi-definisi hidup menurut orang lain. Sering kali, energi perempuan sudah habis sebelum kaki keluar rumah. Bagaimanapun, harapan demi harapan tumbuh. Seiring semakin banyaknya orang sadar bahwa perempuan harus berbuat lebih, pintu-pintu kesempatan terbuka. Banyak perempuan bertekad untuk memperbaiki bukan hanya diri sendiri, melainkan juga alam sekitar yang kian rusak.

Buku ini menggambarkan nyala di mata para perempuan di berbagai penjuru negeri Indonesia untuk menjaga hidup dan alam—betapapun keadaan mengimpit. Di tengah bencana silih berganti, mereka memperjuangkan apa-apa yang bisa dilakukan demi satu hal: asa, dan kemudian asa lagi. Sungguh buku ini menginspirasi betapa besar tekad dan peran para perempuan dalam menghadapi perubahan iklim: Ibu-ibu di Poso yang mengupayakan pendidikan sekeras mungkin meski ekonomi serba terbatas; kaum perempuan di Nusa Tenggara Timur yang bangkit dari keterpurukan dan bergandengan bersama; petani di Kulon Progo yang menggali kembali lokalitas demi hubungan manusia-alam yang lebih arif; dan kelompok perempuan di Magelang-Gunung Kidul yang mulai menerapkan berbagai agenda berbasis inklusi gender. Pengalaman, pengetahuan, dan cerita-cerita dari mereka semua sungguh menakjubkan dan berharga. Buku ini bukanlah apa-apa tanpa mereka.